Sharon seorang mahasiswa disebuah universitas ternama.
Dia anak yang rajin, ramah, asik, dan ceria. Tak salah jika banyak teman-teman
yang menyukainya, karena kebaikannya. Sharon anak yang aktif, dia selalu
mengikuti kegiatan di universitasnya. Sampai suatu saat dia mengikuti sebuah
organisasi dan ada sesuatu yang membuatnya tertarik untuk menghadiri setiap
pertemuan di organisasi tersebut.
Awalnya Sharon tak begitu menyukai organisasi
tersebut, karena melelahkan. Tetapi semakin hari Sharon semakin aktif dan
bersemangat dalam organisasi tersebut. Ada alasan kuat yang membuatnya menjadi
rajin.
Benar sekali, Sharon tertarik dengan seseorang.
Sehingga ia tak ingin melewatkan satu kegiatan apapun demi melihat sosok
tersebut. Namanya Robert, ia satu semester lebih awal dari Sharon. Banyak
wanita yang menyukai Robert, selain dari ketampanannya ia memiliki kepedulian
yang tinggi terhadap sesama. Robert, seorang yang ramah, baik, dermawan, dan
pandai. Sosok itulah yang dapat menghancurkan dinding kokoh yang ia bangun
didalam hatinya, untuk menutup luka yang pernah ia alami semasa SMA dulu.
Sharon mengenal Robert karena temannya yang
mengenalkan mereka. Mereka berteman dengan baik, kadang disuatu kesempatan
mereka mengobrol bersama. Semakin hari mereka semakin dekat. Hingga mulailah
muncul perasaan diantara mereka. Tapi Sharon dan Robert selalu menghiaraukan
perasaan satu sama lain. Mereka menikmati kedekatan mereka apa adanya.
Siang itu Robert sedang duduk di taman sambil
mengulaskan kuas diatas kanvas dengan warna-warna yang indah. Benar, Robert
sedang melukis, itu merupakan hobinya untuk menyalurkan imajinasi-imajinasi
yang ia punya. Saat ia sedang melukis Robert melihat seorang gadis berbaju
merah dan bertopi sedang duduk dikursi taman sendirian. Gadis itu sedang sibuk
dengan kamera yang sedang ia pegang. Robert mengawasi gadis itu secara seksama,
dan ia merasa mengenali sosok tersebut. Gadis itu adalah Sharon, gadis yang ia
sayangi dan cintai dengan sepenuh hati. Seulas senyum bahagia terlukis diwajah
Robert, karena melihat sosok yang ia sangat nantikan kehadirannya.
Robert menambahkan sosok tersebut didalam lukisannya,
dengan semangat ia melukis gadis itu. Tak lama kemudian kanvas yang tadinya
hanya berisi warna-warna indah sekarang telah berubah menjadi pemandangan
dengan seorang gadis berbaju dan bertopi merah. Menurutnya lukisan itu
merupakan yang terindah dari lukisan-lukisan lain yang pernah ia lukis
sebelumnya.
Robert menghampiri Sharon yang sedang membidikkan
kameranya ke seekor bangau yang sedang berdiri di sungai. Sharon terkejut
dengan kehadiran Robert yang secara tiba-tiba. Dengan cepat ia segera
menyembunyikan kamera dibalik tubuhnya. Pipinya merah merona karena malu akibat
kehadiran Robert.
Robert tersenyum melihat ekspresi gadis itu. Dengan
mata bulat yang membesar dan bibir yang menganga akibat shock karena kehadiran
Robert. Dengan cepat Sharon mengondisikan dirinya agar terkontrol didepan
Robert. Mereka mengobrol bersama, dan menanyakan satu sama lain keseringan
mendatangi taman ini. Dan jawaban mereka sama, ternyata mereka sering
mendatangi taman ini untuk menyegarkan pikiran melalui hobinya masing-masing.
Mereka berjalan dipinggir menyusuri sungai yang berada
di taman sambil mengobrol. Setelah berjalan cukup lama, tibalah mereka di
jembatan yang menghubungkan Rose St dan Orchid St. Jembatan itu tak terlalu
ramai dilalui oleh pejalan kaki siang itu. Tiba-tiba Robert menggenggam tangan
Sharon dan mengungkapkan perasaan yang ia rasakan terhadap Sharon. Perasaan yang
telah lama ia simpan, perasaan yang telah lama takut untuk diutarakannya dan
siang ini akhirnya keberanian itu muncul. Keberanian untuk mengutarakan
perasaannya kepada Sharon.
Saat mendengar pernyataan Robert, Sharon sangat
terkejut. Tapi jauh didalam lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat bahagia,
senang bukan kepalang. Kerena yang ia nanti-nantikan akhirnya ia dapatkan,
dinding kokoh yang ia bangun didalam hatinya runtuh seketika. Pipi Sharon
merona, dengan malu-malu ia menjawab pertanyaan Robert, ia mengiyakan
pertanyaan Robert. Dan siang itu merupakan hari bahagia bagi mereka berdua.
Dilain hari berikutnya Robert menjemput Sharon untuk
berangkat ke kampus bersama. Setiap hari mereka berangkat ke kampus bersama,
bahkan pada saat istirahat pun mereka makan bersama di kantin. Mereka sangat
bahagia, senyum selalu terulas diwajah mereka berdua.
Tetapi, kebahagiaan yang mereka ciptakan membuat salah
seorang gadis yang benar-benar menyukai Robert tidak senang. Ia sangat marah
ketika mendengar berita laki-laki pujaan hatinya telah dimiliki oleh orang
lain. Gadis ini bernama Brietha. Ia memiliki paras yang cantik, senyum yang
menawan, kulit yang bersinar, dan ia sangat kaya. Banyak laki-laki di kampus
yang menyukai Brietha karena kecatikannya. Tapi ia sombong dan angkuh. Ia
selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan. Brietha memiliki dua orang
sahabat, namanya Karen dan Celine. Kedua sahabatnya juga tak jauh beda dengan
Brietha, cantik, modis, dan juga sombong. Banyak teman-teman wanita tidak
menyukai Brietha dan kedua sahabatnya itu. Karena kesombongan mereka.
Suatu hari Brietha, Karen, dan Celine sedang mengobrol
dan makan siang di kantin. Brietha melihat Robert duduk sendiri sambil makan.
Munculah pikiran untuk mendekati Robert. Brietha berkata kepada dua sahabatnya
untuk mencari Sharon. Mereka segera melakukan tugasnya masing-masing.
Brietha menyapa Robert dan duduk disampingnya. Mereka
mengobrol bersama. Robert tak mengerti akan kehadiran Brietha yang secara
mendadak. Karena Robert sebenarnya sedang menunggu Sharon yang masih di
perpustakaan mencari bahan untuk melengkapi makalahnya. Robert menanggapi
celotehan Brietha seperlunya. Ia berusaha tidak membuka pembicaraan dengan
Brietha. Karena Robert tahu, bahwa Sharon sangat tidak menyukai Brietha. Sharon
pernah memberitahu Robert tentang hal-hal yang pernah dilakukan Brietha untuk
melukai orang-orang yang menurutnya menghalangi untuk mendapatkan apa yang ia
inginkan. Robert sangat berhati-hati saat menanggapi Brietha, karena jika
tidak, ia akan tenggelam dalam pembicaraan yang intim dengan Brietha. Dan jika
Sharon melihat kebersamaannya dengan Brietha, pasti akan cemburu buta.
Karen dan Celine mengelilingi kampus untuk mencari
keberadaan Sharon. Saat sedang berjalan mereka melihat Sharon baru saja keluar
dari perpustakaan. Segera saja mereka mengejar Sharon sambil memanggil-manggil
namanya. Sharon berhenti dan mencari orang yang memanggil-manggil namanya. Ia
melihat Karen dan Celine lari menghambur mengahmpirinya. Kemudian Sharon
menanyakan maksud kedatangan mereka. Mereka meminta Sharon untuk membantu
mengerjakan makalah yang akan mereka buat. Sharon mengajak mereka ke
perpustakaan untuk mencari bahannya. Akan tetapi mereka menolak dan mengajak
Sharon untuk menemaninya makan siang di kantin. Awalnya Sharon tak mau menuruti
ajakan kedua temannya itu. Tetapi setelah Karen dan Celine menjelaskan
alasannya, akhirnya Sharon mau. Sharon kasihan kepada mereka karena telah
berkeliling kampus untuk mencarinya.
Tibalah mereka di kantin, sengaja Karen memilih tempat
duduk yang tak jauh dari Brietha dan Robert. Sharon tak sadar bahwa ia sedang
dijebak oleh Brietha dan kawan-kawannya. Mereka duduk lalu memesan makanan dan
minuman. Ketika sedang menunggu makanannya tak sengaja Sharon melihat sosok
yang sangat ia kenali. Dengan perasaan marah ia bangkit dari tempat duduknya
kemudian menghampiri Robert dan Brietha. Sharon menatap Brietha dengan tatapan
berang, tetapi Brietha hanya membalas dengan senyum licik dan penuh kemenangan.
Tak kuasa Sharon menahan amarahnya dan kecemburuannya, ia berlalu meninggalkan
Robert dan Brietha. Dengan hati yang terluka ia berlari mengambil tas dan
buku-bukunya, kemudia ia pergi meninggalkan kantin. Ia sangat kecewa dengan
Robert.
Robert segera berlari untuk menyusul Sharon. Dengan
hati yang gontai ia terus berlari dan mencari keberadaan Sharon untuk
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada kekasihnya itu. Ia melihat
Sharon menaiki Tramway, dan ia tahu arah yang akan dituju oleh Sharon. Ia
sangat hafal dengan kekasihnya itu. Dengan cepat ia berlari menuju mobil tempat
ia memarkirkannya. Robert segera menyusul kekasihnya itu.
Tibalah Sharon di taman. Tempat untuk ia menenangkan
pikirannya, ia segera menghambur dan duduk di kursi taman tempat yang biasa ia
menghilangkan dan menyegarkan pikirannya. Ia menangis di kursi sambil memeluk
tasnya. Katika Sharon masih menangis, ia sadar bahwa ada orang yang sedang
berdiri didepannya. Orang itu mendekat dan duduk disampingnya. Sharon mengenali
orang itu. Robert, ia duduk disamping Sharon kemudian meraih tangannya. Sharon
mengangkat wajahnya yang merah dan mata yang sembap akibat menangis, dan
menatap Robert. Ia sangat kesal dengan kekasihnya itu. Sharon menunduk dan
menunggu penjelasan dari Robert. Robert berkata dengan lembut kepada Sharon.
Dengan pelan dan sabar ia menjelaskan kehadiran Brietha disampingnya. Setelah
Robert selesai menjelaskan, Sharon masih tertunduk dan terdiam. Kemudian Robert
merengkuh kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang. Sharon menyambut pelukan
hangat dari Robert. Mereka berbaikan dan berbahagia kembali.
Semenjak kejadian itu, Robert lebih berhati-hati lagi.
Terutama dengan Brietha dan kedua sahabatnya itu. Mereka sangat licik, mereka
ingin sekali mengahncurkan hubungannya dengan Sharon. Robert telah berjanji
pada dirinya sendiri untuk tidak akan membuat Sharon sedih dan menangis. Ia
ingin menjadi alasan utama Sharon tersenyum dan bahagia. Mereka bahagia dan
dapat melewati setiap tantangan-tantangan yang menguji hubungannya.
Tak terasa kuliah telah usai, Robert telah bekerja di
sebuah perusahaan besar, dan ia ditempatkan sebagai manager. Kini giliran
Sharon yang harus mencari kerja. Tapi ia tak susah mencari kerja, karena ia
telah memiliki bakat yang telah turun temurun dari ibunya. Ibunya seorang
designer terkenal, dan Sharon memiliki bakat merancang busana-busana. Sharon
tak ingin bekerja kepada orang lain, tapi ia ingin menciptakan lapangan
pekerjaan. Ia meminta ayahnya modal untuk membeli bahan-bahan untuk membuat
pakaiannya, dan ia juga meminta ayahnya untuk membangun butik untuk usaha yang
akan dirintisnya itu.
Seiring berjalannya waktu, Robert dan Sharon semakin
sukses. Mulailah mereka memikirkan hubungan yang sedang mereka jalani. Sharon
menginginkan hubungan yang lebih serius dengan Robert. Karena mengingat kedua
orang tua nya sudah menginginkan momongan.
Selang dua tahun kemudian, mereka menikah.
Pernikahannya sangat meriah. Karena masing-masing orang tua Robert dan Sharon
seorang pengusaha yang sukses dan terkenal. Tak heran jika pesta pernikahannya
sangat mewah. Tamu-tamu besar hadir diacara pernikahannya. Mereka semua
berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada mereka.
Satu tahun kemudian, Sharon mengandung, itu merupakan
berita bahagia bagi seluruh keluarga besar mereka. Karena orang tua mereka
sudah menginginkan seorang cucu.
Sharon melahirkan, anaknya
perempuan dan kembar. Sharon sangat bahagia, karena sejak lama ia menginginkan
anak kembar, dan impiannya pun telah tercapai. Pada akhirnya Robert dan Sharon
bahagia selamanya bersama kedua anak kembar yang telah dilahirkan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar