Halaman

Rabu, 06 April 2016

Between Sharon and Robert

Sharon seorang mahasiswa disebuah universitas ternama. Dia anak yang rajin, ramah, asik, dan ceria. Tak salah jika banyak teman-teman yang menyukainya, karena kebaikannya. Sharon anak yang aktif, dia selalu mengikuti kegiatan di universitasnya. Sampai suatu saat dia mengikuti sebuah organisasi dan ada sesuatu yang membuatnya tertarik untuk menghadiri setiap pertemuan di organisasi tersebut.
Awalnya Sharon tak begitu menyukai organisasi tersebut, karena melelahkan. Tetapi semakin hari Sharon semakin aktif dan bersemangat dalam organisasi tersebut. Ada alasan kuat yang membuatnya menjadi rajin.
Benar sekali, Sharon tertarik dengan seseorang. Sehingga ia tak ingin melewatkan satu kegiatan apapun demi melihat sosok tersebut. Namanya Robert, ia satu semester lebih awal dari Sharon. Banyak wanita yang menyukai Robert, selain dari ketampanannya ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap sesama. Robert, seorang yang ramah, baik, dermawan, dan pandai. Sosok itulah yang dapat menghancurkan dinding kokoh yang ia bangun didalam hatinya, untuk menutup luka yang pernah ia alami semasa SMA dulu.
Sharon mengenal Robert karena temannya yang mengenalkan mereka. Mereka berteman dengan baik, kadang disuatu kesempatan mereka mengobrol bersama. Semakin hari mereka semakin dekat. Hingga mulailah muncul perasaan diantara mereka. Tapi Sharon dan Robert selalu menghiaraukan perasaan satu sama lain. Mereka menikmati kedekatan mereka apa adanya.
Siang itu Robert sedang duduk di taman sambil mengulaskan kuas diatas kanvas dengan warna-warna yang indah. Benar, Robert sedang melukis, itu merupakan hobinya untuk menyalurkan imajinasi-imajinasi yang ia punya. Saat ia sedang melukis Robert melihat seorang gadis berbaju merah dan bertopi sedang duduk dikursi taman sendirian. Gadis itu sedang sibuk dengan kamera yang sedang ia pegang. Robert mengawasi gadis itu secara seksama, dan ia merasa mengenali sosok tersebut. Gadis itu adalah Sharon, gadis yang ia sayangi dan cintai dengan sepenuh hati. Seulas senyum bahagia terlukis diwajah Robert, karena melihat sosok yang ia sangat nantikan kehadirannya.
Robert menambahkan sosok tersebut didalam lukisannya, dengan semangat ia melukis gadis itu. Tak lama kemudian kanvas yang tadinya hanya berisi warna-warna indah sekarang telah berubah menjadi pemandangan dengan seorang gadis berbaju dan bertopi merah. Menurutnya lukisan itu merupakan yang terindah dari lukisan-lukisan lain yang pernah ia lukis sebelumnya.
Robert menghampiri Sharon yang sedang membidikkan kameranya ke seekor bangau yang sedang berdiri di sungai. Sharon terkejut dengan kehadiran Robert yang secara tiba-tiba. Dengan cepat ia segera menyembunyikan kamera dibalik tubuhnya. Pipinya merah merona karena malu akibat kehadiran Robert.
Robert tersenyum melihat ekspresi gadis itu. Dengan mata bulat yang membesar dan bibir yang menganga akibat shock karena kehadiran Robert. Dengan cepat Sharon mengondisikan dirinya agar terkontrol didepan Robert. Mereka mengobrol bersama, dan menanyakan satu sama lain keseringan mendatangi taman ini. Dan jawaban mereka sama, ternyata mereka sering mendatangi taman ini untuk menyegarkan pikiran melalui hobinya masing-masing.
Mereka berjalan dipinggir menyusuri sungai yang berada di taman sambil mengobrol. Setelah berjalan cukup lama, tibalah mereka di jembatan yang menghubungkan Rose St dan Orchid St. Jembatan itu tak terlalu ramai dilalui oleh pejalan kaki siang itu. Tiba-tiba Robert menggenggam tangan Sharon dan mengungkapkan perasaan yang ia rasakan terhadap Sharon. Perasaan yang telah lama ia simpan, perasaan yang telah lama takut untuk diutarakannya dan siang ini akhirnya keberanian itu muncul. Keberanian untuk mengutarakan perasaannya kepada Sharon.
Saat mendengar pernyataan Robert, Sharon sangat terkejut. Tapi jauh didalam lubuk hatinya yang terdalam, ia sangat bahagia, senang bukan kepalang. Kerena yang ia nanti-nantikan akhirnya ia dapatkan, dinding kokoh yang ia bangun didalam hatinya runtuh seketika. Pipi Sharon merona, dengan malu-malu ia menjawab pertanyaan Robert, ia mengiyakan pertanyaan Robert. Dan siang itu merupakan hari bahagia bagi mereka berdua.
Dilain hari berikutnya Robert menjemput Sharon untuk berangkat ke kampus bersama. Setiap hari mereka berangkat ke kampus bersama, bahkan pada saat istirahat pun mereka makan bersama di kantin. Mereka sangat bahagia, senyum selalu terulas diwajah mereka berdua.
Tetapi, kebahagiaan yang mereka ciptakan membuat salah seorang gadis yang benar-benar menyukai Robert tidak senang. Ia sangat marah ketika mendengar berita laki-laki pujaan hatinya telah dimiliki oleh orang lain. Gadis ini bernama Brietha. Ia memiliki paras yang cantik, senyum yang menawan, kulit yang bersinar, dan ia sangat kaya. Banyak laki-laki di kampus yang menyukai Brietha karena kecatikannya. Tapi ia sombong dan angkuh. Ia selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan. Brietha memiliki dua orang sahabat, namanya Karen dan Celine. Kedua sahabatnya juga tak jauh beda dengan Brietha, cantik, modis, dan juga sombong. Banyak teman-teman wanita tidak menyukai Brietha dan kedua sahabatnya itu. Karena kesombongan mereka.
Suatu hari Brietha, Karen, dan Celine sedang mengobrol dan makan siang di kantin. Brietha melihat Robert duduk sendiri sambil makan. Munculah pikiran untuk mendekati Robert. Brietha berkata kepada dua sahabatnya untuk mencari Sharon. Mereka segera melakukan tugasnya masing-masing.
Brietha menyapa Robert dan duduk disampingnya. Mereka mengobrol bersama. Robert tak mengerti akan kehadiran Brietha yang secara mendadak. Karena Robert sebenarnya sedang menunggu Sharon yang masih di perpustakaan mencari bahan untuk melengkapi makalahnya. Robert menanggapi celotehan Brietha seperlunya. Ia berusaha tidak membuka pembicaraan dengan Brietha. Karena Robert tahu, bahwa Sharon sangat tidak menyukai Brietha. Sharon pernah memberitahu Robert tentang hal-hal yang pernah dilakukan Brietha untuk melukai orang-orang yang menurutnya menghalangi untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Robert sangat berhati-hati saat menanggapi Brietha, karena jika tidak, ia akan tenggelam dalam pembicaraan yang intim dengan Brietha. Dan jika Sharon melihat kebersamaannya dengan Brietha, pasti akan cemburu buta.
Karen dan Celine mengelilingi kampus untuk mencari keberadaan Sharon. Saat sedang berjalan mereka melihat Sharon baru saja keluar dari perpustakaan. Segera saja mereka mengejar Sharon sambil memanggil-manggil namanya. Sharon berhenti dan mencari orang yang memanggil-manggil namanya. Ia melihat Karen dan Celine lari menghambur mengahmpirinya. Kemudian Sharon menanyakan maksud kedatangan mereka. Mereka meminta Sharon untuk membantu mengerjakan makalah yang akan mereka buat. Sharon mengajak mereka ke perpustakaan untuk mencari bahannya. Akan tetapi mereka menolak dan mengajak Sharon untuk menemaninya makan siang di kantin. Awalnya Sharon tak mau menuruti ajakan kedua temannya itu. Tetapi setelah Karen dan Celine menjelaskan alasannya, akhirnya Sharon mau. Sharon kasihan kepada mereka karena telah berkeliling kampus untuk mencarinya.
Tibalah mereka di kantin, sengaja Karen memilih tempat duduk yang tak jauh dari Brietha dan Robert. Sharon tak sadar bahwa ia sedang dijebak oleh Brietha dan kawan-kawannya. Mereka duduk lalu memesan makanan dan minuman. Ketika sedang menunggu makanannya tak sengaja Sharon melihat sosok yang sangat ia kenali. Dengan perasaan marah ia bangkit dari tempat duduknya kemudian menghampiri Robert dan Brietha. Sharon menatap Brietha dengan tatapan berang, tetapi Brietha hanya membalas dengan senyum licik dan penuh kemenangan. Tak kuasa Sharon menahan amarahnya dan kecemburuannya, ia berlalu meninggalkan Robert dan Brietha. Dengan hati yang terluka ia berlari mengambil tas dan buku-bukunya, kemudia ia pergi meninggalkan kantin. Ia sangat kecewa dengan Robert.
Robert segera berlari untuk menyusul Sharon. Dengan hati yang gontai ia terus berlari dan mencari keberadaan Sharon untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi kepada kekasihnya itu. Ia melihat Sharon menaiki Tramway, dan ia tahu arah yang akan dituju oleh Sharon. Ia sangat hafal dengan kekasihnya itu. Dengan cepat ia berlari menuju mobil tempat ia memarkirkannya. Robert segera menyusul kekasihnya itu.
Tibalah Sharon di taman. Tempat untuk ia menenangkan pikirannya, ia segera menghambur dan duduk di kursi taman tempat yang biasa ia menghilangkan dan menyegarkan pikirannya. Ia menangis di kursi sambil memeluk tasnya. Katika Sharon masih menangis, ia sadar bahwa ada orang yang sedang berdiri didepannya. Orang itu mendekat dan duduk disampingnya. Sharon mengenali orang itu. Robert, ia duduk disamping Sharon kemudian meraih tangannya. Sharon mengangkat wajahnya yang merah dan mata yang sembap akibat menangis, dan menatap Robert. Ia sangat kesal dengan kekasihnya itu. Sharon menunduk dan menunggu penjelasan dari Robert. Robert berkata dengan lembut kepada Sharon. Dengan pelan dan sabar ia menjelaskan kehadiran Brietha disampingnya. Setelah Robert selesai menjelaskan, Sharon masih tertunduk dan terdiam. Kemudian Robert merengkuh kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang. Sharon menyambut pelukan hangat dari Robert. Mereka berbaikan dan berbahagia kembali.
Semenjak kejadian itu, Robert lebih berhati-hati lagi. Terutama dengan Brietha dan kedua sahabatnya itu. Mereka sangat licik, mereka ingin sekali mengahncurkan hubungannya dengan Sharon. Robert telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan membuat Sharon sedih dan menangis. Ia ingin menjadi alasan utama Sharon tersenyum dan bahagia. Mereka bahagia dan dapat melewati setiap tantangan-tantangan yang menguji hubungannya.
Tak terasa kuliah telah usai, Robert telah bekerja di sebuah perusahaan besar, dan ia ditempatkan sebagai manager. Kini giliran Sharon yang harus mencari kerja. Tapi ia tak susah mencari kerja, karena ia telah memiliki bakat yang telah turun temurun dari ibunya. Ibunya seorang designer terkenal, dan Sharon memiliki bakat merancang busana-busana. Sharon tak ingin bekerja kepada orang lain, tapi ia ingin menciptakan lapangan pekerjaan. Ia meminta ayahnya modal untuk membeli bahan-bahan untuk membuat pakaiannya, dan ia juga meminta ayahnya untuk membangun butik untuk usaha yang akan dirintisnya itu.
Seiring berjalannya waktu, Robert dan Sharon semakin sukses. Mulailah mereka memikirkan hubungan yang sedang mereka jalani. Sharon menginginkan hubungan yang lebih serius dengan Robert. Karena mengingat kedua orang tua nya sudah menginginkan momongan.
Selang dua tahun kemudian, mereka menikah. Pernikahannya sangat meriah. Karena masing-masing orang tua Robert dan Sharon seorang pengusaha yang sukses dan terkenal. Tak heran jika pesta pernikahannya sangat mewah. Tamu-tamu besar hadir diacara pernikahannya. Mereka semua berbondong-bondong mengucapkan selamat kepada mereka.
Satu tahun kemudian, Sharon mengandung, itu merupakan berita bahagia bagi seluruh keluarga besar mereka. Karena orang tua mereka sudah menginginkan seorang cucu.
Sharon melahirkan, anaknya perempuan dan kembar. Sharon sangat bahagia, karena sejak lama ia menginginkan anak kembar, dan impiannya pun telah tercapai. Pada akhirnya Robert dan Sharon bahagia selamanya bersama kedua anak kembar yang telah dilahirkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar